8:26 PM | Posted in
PS. NALA WIDYA ON 2009
Jika kita tidak tahu siapa diri kita, akan timbul kebingungan demi kebingungan yang mengakibatkan juga kita tidak tahu kemana kita akan pergi. (Nala Widya)

Kejadian 1:1-3 menceritakan bagaimana Abram memanggil nama Tuhan. Ketika seseorang bertemu dengan Tuhan, dia akan mengetahui siapa dirinya sendiri. 
Kejadian 1:9-12 menceritakan terjadinya perseturuan antara Abram dan Lot sehingga terjadi pembagian daerah kekuasaan; Lot memilih daerah Sungai Yordan (yang seperti taman eden) sementara Abram mendapatnya sisanya yaitu daerah padang gurun. Ketika Abram bertemu dengan Tuhan, dia mengetahui siapa dirinya sendiri sehingga dia tidak takut bahkan ketika dia mendapatkan daerah padang gurun. 

WE ARE CHURCH. 
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 

Ayat tersebut di atas mencakup: 
1. Siapa kita (Umat pilihan Tuhan, Imamat yang rajani) 
2. Gaya hidup (Bangsa yang kudus) 
3. Destiny kita (Hidup di dalam terangNya yang ajaib) 
4. Tujuan kita (Memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar)

Ketika kita memilih suatu barang, apa dasar pemikiran kita? Cocok. Ketika Tuhan memilih seseorang atau sebuah gereja untuk kegerakan, jawabannya pun sama. Kita harus tahu ketika GEIS berjalan untuk generasi, itu berarti Tuhan yang menentukan dan memilih kita karena GEIS cocok untuk ada bagi generasi ini. 

Ketika kita mengetahui siapa diri kita, akan mengalir juga: 
1. Strategi 
2. Profesionalisme. Profesional as a church.
Category:
��